BAB 3.
PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN MIKROBA
TIU: Setelah
mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa dapat mempelajari pertumbuhan dan
perkembanagn mikroba, factor yang mempengaruhinya dan perkembangbiakannya.
TIK: 1. Setelah
mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa dapat mampu mendeskripsikan pertumbuhan
dan kurva pertumbuhan mikroba.
2. Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa
dapat Mampu menjelaskan factor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba.
3. Setelah mengikuti perkuliahan
ini, mahasiswa dapat mampu memahami bagaimana perkembangbiakan mikroba.
A. Pertumbuhan dan Kurva Pertumbuhan
Pertumbuhan jasad hidup, dapat ditinjau dari dua segi yaitu
pertumbuhan secara individu dan pertumbuhan secara kelompok atau populasi.Pertumbuhan individu yaitu adanya
penambahan volume sel serta bagian-bagian lainnya atau penambahan kuantitas isi
dan kandungan didalam selnya.Pertumbuhan
populasi yaitu akibat dari adanya pertumbuhan individu misalnya dari satu
sel menjadi dua sel, dua sel menjadi empat, dari empat sel manjadi delapan sel
dan seterusnya hingga berjumlah banyak.
Cara khas reproduksi bakteri misalnya ialah pembelahan biner
melintang, satu sel membelah diri menghasilkan dua sel. Jadi bila kita mulai
dengan satu bakteri tunggal, maka populasi bertambah secara geometrik:
1→2→22→23→24→25,…,2n
atau dengan perhitungan sederhana
1→2→4→8→16→32,
.....
2n semata-mata merupakan singkatan aljabar yang artinya jumlah
akhir-dalam hal ini, jumlah maksimum sel yang ada pada akhirnya dicapai di
dalam populasi).Selang waktu yang dibutuhkan bagi sel untuk membelah diri atau
untuk populasi menjadi dua kali lipat dikenal sebagai waktu generasi.Tetapi
metode yang lebih praktis dan umum ialah menginokulasi suatu medium dengan
bakteri dalam jumlah yang diketahui, membiarkan mereka tumbuh pada kondisi
optimum, dan menentukan populasi pada interval waktu tertentu secara berkala.
Data
percobaan yang dibutuhkan untuk menghitung waktu generasi ialah:
1. Jumlah
bakteri yang ada pada mulanya, yaitu di dalam inokulum
2. Jumlah
bakteri yang ada pada akhir waktu tertentu
3. Interval
waktu
Misalnya kecepatan pertumbuhan dan
perbanyak sel bakteri dalam waktu 10 jam, dari 1 sel dapat berubah menjadi
1.048.576 sel kalau lingkungannya memungkinkan (dalam keadaan optimal).Karena
pertambahan jumlah yang sangat besar dalam waktu yang relatif singkat,
perhitungan jumlah tersebut dilakukan secara logaritmik dan aritmik.
Kurva pertumbuhan merupakan penjabaran dari penambahan jumlah sel
dalam kurun waktu tertntu, misal kurun waktu tersebut bernilai b, maka:
(a) pada
generasi pertama, b = 1 × 2
(b) pada
generasi kedua, b = 1 × 22
(c) pada
generasi ke-n b = 1 × 2n
Sehingga:
b = a × 2n
Dimana a merupakan jumlah sel/individu awal.
Pertumbuhan bakteri sesuai dengan waktu
|
WAKTU
(JAM)
|
JUMLAH SEL
|
|
0
|
1
|
|
0.5
|
2
|
|
1
|
4
|
|
1.5
|
8
|
|
2
|
16
|
|
2.5
|
32
|
|
3
|
64
|
|
3.5
|
128
|
|
4
|
256
|
|
4.5
|
512
|
|
5
|
1.024
|
|
-
|
-
|
|
10
|
1.048.576
|
Dengan perhitungan logaritma, persamaan dapat dituliskan menjadi:
logb = log
10n + a log 102
= log 10a + 0,301n
=
log 10b – log 10a
Atau n = 0,301
Kurva
Pertumbuhan
Fase dalam pertumbuhan mikroba telah dikenal luas oleh ahli
mikrobiologi. Terdapat 4 fase pertumbuhan bakteri ketika ditumbuhkan pada
kultur curah yaitu fase adaptasi (lag
phase), fase perbanyakan (exponential phase), fase statis (stationer phase) dan fase kematian (death phase) (Purwoko, 2009: 33)
Kurva pertumbuhan mikroba merupakan gambaran
pertumbuhan secara bertahap sejak awal hingga terhenti mengadakan kegiatan. Kurva
ini umumnya terbagi ke dalam beberapa fase yaitu:
1.
Fase lag atau fase
lamban
Selama fase ini pertumbuhan individu tidak secara nyata
terlihat. Karena fase ini dapat juga sebagai fase adaptasi (penyesuaian)
ataupun fase pengaturan jasad untuk suatu kegiatan dalam lingkungan yang mungkin
baru, sehingga bentuk kurva selama fase ini umumnya mendatar.
2. Fase eksponensial atau logaritmik
Perubahan bentuk dan peningkatan jumlah individu akan
terjadi sehingga bentuk kurva meningkat dengan tajam (menanjak). Peningkatan
ini harus diimbangi dengan banyak faktor lingkungan antara lain:
a. Lingkungan biologis, yaitu bentuk dan sifat jasad, asosiasi kehidupan di
antara jasad yang ada kalau jumlah dan jenis lebih dari satu.
b. Lingkungan non-biologis, antara lain kandungan nutrien dalam media,
temperatur, kadar oksigen, cahaya dan sebagainya.
3. Fase pengurangan pertumbuhan
Merupakan puncak dari fase logaritmik sebelum mencapai
fase selanjutnya, di mana penambahan jumlah individu mulai berkurang atau
menurun yang disebabkan oleh banyak faktor antara lain berkurangnya sumber
nutrien dalam media, tercapainya kejenuhan pertumbuhan jasad dan sebagainya.
4. Fase stasioner
Pengurangan sumber nutrien serta faktor-fktor lain yang
terkndung di dalam jasadnya sendiri, mencapai puncak ppertumbuhan pada titik
yang tidak bisa dilampaui lagi, sehingga selama fase ini gambaran kurva akan
mendatar. Populasi jasad hidup dalam keadaan secara maksimal stasioner yang
konstan yang disebut dalam konsentrasi M.
5. Fase kematian
Ini merupakan akhir dan suatu kurva di mana jumlah individu secara tajam
akan menurun sehingga kurva tampaknya akan mendekati titik awal kembali. (Suria, 2008:90)
Kurva pertumbuhan mikroba
Ciri-ciri pertumbuhan bakteri pada setiap fase
pertumbuhan
Tabel 6-9.
Beberapa ciri pertumbuhan bakteri pada setiap fase pertumbuhan
|
Fase
Pertumbuhan
|
Ciri
|
|
Lamban
(lag)
|
Tidak ada
pertambahan populasi sel mengalami perubahan komposisi kimiawi dan bertambah
ukurannya; substasi intraseluler bertambah
|
|
Logaritma
atau eksponensial
|
Sel
membelah dengan laju yang konstan massa menjadi dua kali lipat dengan laju
sama Aktivitas metabolik konstan keadaan pertumbuhan seimbang
|
|
Statis
|
Penumpukan
produk beracun atau kehabisan nutrien. Beberapa sel mati sedangkan yang lain
tumbuh dan membelah
|
|
Penurunan
atau kematian
|
Sel
menjadi mati lebih cepat dari pada terbentuk sel-sel baru
Laju
kematian mengalami percepatan menjadi eksponensial
Bergantung
kepada spesiesnya, semua sel mati dalam waktu beberapa hari atau beberapa
bulan
|
Tabel 6-10.
Rangkuman metode-metode untuk mengukur pertumbuhan bakteri
|
Metode
|
Beberapa
penerapan
|
|
Hitungan
mikroskopik
|
Perhitungan
bakteri dalam susu dan vaksin
|
|
Hitungan
cawan
|
Perhitungan
bakteri dalam susu, air, makanan, tanah, biakan, dan sebagainya
|
|
Membran
atau filter molekular
|
Sama
seperti hitngan cawan
|
|
Pengukuran
kekeruhan
|
Uji
mikrobiologis, pendugaan hasil panen sel dalam satu kaldu, biakan, atau
suspensi berair
|
|
Penentuan
nitrogen
|
Pengukuran
panen sel dari suspensi biakan kental untuk digunakan pada penelitian
mengenai metabolisme
|
|
Penentuan
berat
|
Sama
seperti untuk penentuan nitrogen
|
|
Pengukuran
aktivitas biokimiawi
|
Uji
mikrobiologis
|
Gambar 6-6. Kurva pertumbuhan bakteri hipotetis yang diperoleh dengan
menganggap bahwa satu sel bakteri diinokulasikan pada suatu mediumdan
pembelahan terjadi secara teratur pada selang waktu 1-30 menit (waktu
generasi). Garis terputus-putus menunjukkan logaritma jumlah bakteri terhadap
waktu; garis lurus menunjukan jumlah bakteri terhadap waktu.
B. Faktor
Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba
Seperti makhluk hidup pada umumnya, pertumbuhan
mikroba tentunya tidak lepas dari pengaruh lingkungan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi itu dapat berupa faktor fisika, faktor kimia, maupun faktor
biologi.Namun, pertumbuham mikroba ini tidak hanya dipengaruhi faktor
lingkungan, tetapi juga mempengaruhi keadaan lingkungan.Karena ukurannya yang
sangat mikroskopis, pertumbuhan mikroba sangat tergantung pada keadaan
sekelilingnya (Pelczar dan Chan, 2006).
Dalam kehidupan
sehari-hari kita selalu berhubungan dengan berbagai macam mikroorganisme yang
dapat menginfeksi dan dapat membahayakan atau merusak inang.Akan tetapi, agar
dapat memahami lebih banyak masalah dalam mendiagnosis dan pencegahan infeksi,
maka perlu diketahui bahwa mikroorganisme yang telah menemukan tempat yang
tetap pada bagian-bagian tubuh manusia disebut flora normal kita (M. Natsir
Djide, 2004).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba, sebagai berikut
1. Nutrisi
Semua bentuk kehidupan dari mikroorganisme
sampai kepada manusia, mempunyai persamaan dalam hal persyartan nutrisi, tentunya
dalam bentuk zat-zat kimiawi
yang diperlukan untuk pertumbuhan dan fungsinya yang normal. Adapun
nutrisi-nutrisi ini berupa energi,
karbon, nitrogen, blerang (sulfur) dan fosfor, beberapa unsur logam seperti
natrium, kalium, kalsium, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga dan kolbalt
dalam jumlah yang amat kecil dan diukur dlam ppm ( parts per million ), selain
itu mikrooganisme juga membutuhkan vitamin dan air, ( plazer dan chan 2006 ). Air sangat penting untuk kehidupan bakteri
terutama karena bakteri hanya dapat mengambil makanan dari luar dalam bentuk
larutan (holophytis). Semua bakteri tumbuh baik pada media yang basah dan udara
yang lembab dan tidak dapat tumbuh pada media dan udara yang kering.
2. Media bakteriologis
Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi
diantara bakteri diimbangi oleh tersedianya media yang banyak macam untuk
kultivasinya. Macam media yang tersedia
seperti media kimiawi, media padat dan media cair.
3. Kondisi fisik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
Selain menyediakan nutrisi yang sesuai untuk kultivasi mikroba salahsatu contohnya
adalah bakteri, juga perlu disediakan kondisi fisik yang mememungkinkan
pertumbuhan secara optimum, bakteri tidak hanya amat bervariasi dalam
persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukan respons yang berbeda-beda
terhadap kondisi fisik didalam lingkunganya. Dibutuhkan suatu kombinasi nutrisi serta lingkungan fisik yang sesuai.
Diantaranya
a. Pengaruh suhu
1) Pengaruh suhu rendah, Suhu rendah sampai di bawah suhu minimumnya,
menyebabkan bakteri tidak dapat berkembang biak, pada umumnya tidak segera
mematikan bkteri, bahkan ada yang tahan bertahun-tahun pada suhu minus 70°C
(tujuh puluh derajat Celcius). Bakteri yang pathogen pada manusia umumnya cepat mati pada suhu
0°C (nol derajat Celcius).
2) Pengaruh
suhu tinggi, suhu tinggi lebih membahayakan kehidupan bakteri dibandingkan
dengan suhu rendah. Bila bakteri dipanaskan pada suhu di atas maksimumnya, akan
segera mati. Semua bakteri, baik yang
pathogen maupun tidak, dalam bentuk vegetatifnya mati dalam waktu 30 (tiga
puluh) menit pada suhu 60° - 65°C. Kenyataan ini merupakan dasar tindakan
pasteurisasi.
b.
Cahaya
Sebagian
besar bakteri adalah chemotrophe, karena itu pertumbuhannya tidak bergantung
pada adanya cahaya matahari.Pada beberapa species, cahaya matahari dapat
membunuhnya karena pengaruh sinar ultraviolet.
c.
Pengeringan (kelembaban)
Air sangat
penting untuk kehidupan bakteri terutama karena bakteri hanya dapat mengambil
makanan dari luar dalam bentuk larutan (holophytis). Semua bakteri tumbuh baik
pada media yang basah dan udara yang lembab., dan tidak dapat tumbuh pada media
dan udara yang kering.
d.
Keasaman (pH)
Umumnya asam
mempunyai pengaruh buruk terhadap
pertumbuhan bakteri. Kebanyakan bakteri lebih baik hidup dalam suasana netral
(pH 7,0) atau sedikit basa (pH 7,2 - 7,4), tetapi pada umumnya dapat hidup pada
pH 6,5 – 7,5.Bakteri-bakteri yang pathogen pada manusia tumbuh baik pada pH 6,8
– 7,4 yaitu sama dengan pH darah.
Selain
itu ragi tumbuh baik pada rentang pH 3-6, fungi dan eukariot tumbuh baik pada
rentang pH 6,5-7,5. Rentang pH intrasel biasanya lebih sempit. Contoh: E.coli tumbuh pada pH 6,5-8 tetapi pH
intraselnya adalah 7,8. Thiobacillus
ferooxidans tumbuh baik pada pH 2 tetapi pH intraselnya adalah 6,5. pH yang
berbeda ini dapat disebabkan oleh karena proses metabolism yang terjadi didalam
sel, misalnya akumulasi produk metabolism yang asam atau basa sesuai kebutuhan
pertumbuhannya.
e.
Pengaruh O2 dari udara
Untuk
melangsungkan hidupnya, manusia dan binatang membutuhkan O2 (oxygen) yang
diambil dari udara melalui pernapasan.Fungsi O2 ini sudah jelas, yaitu untuk
pembakaran zat-zat makanan didalam sel-sel jaringan, sehingga dihasilkan panas
dan tenaga.
f.
Pengaruh tekanan osmotic
Air ke luar
masuk sel bakteri melalui proses osmosis, karena perbedaan tekanan osmotic
antara cairan yang ada di dalam dengan yang di luar sel bakteri.
g.
Pengaruh mikroorganisme di
sekitarnya
Kehidupan
suatu organisme di alam tidak dapat dipisahkan dari adanya organisme lain,
seperti halnya manusia tidak dapat hidup bila tidak ada tumbuhan ataupun hewan.
Organisme-organisme ini di alam berada dalam suatu keseimbangan yang disebut
keseimbangan biologis.Demikian pula, bakteri di alam selalu bercampur dengan
bakteri yang lainnya, tidak pernah didapatkan keadaan murni seperti halnya pada
biakan murni yang sengaja dibuat di laboratorium.
h.
Pengaruh zat kimia (desinfektan)
terhadap mikroba
Dalam
beberapa literatur, berikut ini dipaparkan secara singkat mengenai factor
pertumbuhan mikroba.Faktor intrinsik yang mempengaruhi mikroba antara lain yaitu :
1. PH
2. Moisture conten
3. Potensial oksidasi reduksi
4. Kandungan nutrisi
5. Kandungan antimikroba
6. Dan struktur biologi
Faktor intrinsik yang mempengaruhi mikroba
antara lain yaitu :
1. Temperatur suhu
2. Kelembaban
3. Konsentrasi gas dilingkungan
4. Air
5. Oksigen
C. Perkembangbiakan Mikroba
Perkembangbiakan mikroba dapat terjadi secara aseksual dan secara
seksual.Perkembangbiakan secara aseksual
adalah perkembangbiakan secara vegetative, berikut ini macam-macam
perkembangbiakan secara aseksual yaitu:
1.
Pembelahan biner (binary fission), yaitu pembelahan satu
sel induk menjadi dua sel anak kemudian masing-masing sel anak akan membentuk
dua sel anak lagi dan seterusnya hingga jumlahnya semakin banyak. Selama sel
membelah tersebut akan terjadi replikasi DNA, sehingga setiap sel anak akan menerima
paling sedikitnya satu salinan dari genom. Pembelahan sel secara pembelahan
biner ini kecepatannya ditentukan oleh waktu generasi setiap mikroba. Karena
terdapat jenis mikroba dengan waktu generasi singkat atau cepat dan adapula
mikroba yang mempunyai waktu generasi yang lambat. Contoh mikroorganisme yang
melakukan pembelahan secara biner ini adalah Bakteri, Amoeba, Paramecium,
Euglena, Entamoeba histolica, ragi,
dsb.
|
Perkembangbiakan dengan binary fission
|
2.
Pembelahan ganda (multiple fission), yaitu satu sel induk
membelah menjadi lebih dari dua sel anak.
|
Perkembangbiakan dengan multiple fission
|
3.
Perkuncupan (budding), yaitu pembentukan kuncup dimana tiap kuncup akan membesar
seperti induknya. Kemudian tumbuh kuncup baru dan seterusnya, sehingga akhirnya
akan membentuk semacam mata rantai. Selain berkembangbiak secara biner, tetapi
ada pula ragi atau Saccharomiyces cerevisiae yang berkembangbiak secara budding atau perkeuncupan.
|
Perkembangbiakan dengan budding
|
4.
Replikasi DNA, contoh
mikroorganisme yang berkembang biak dengan replikasi DNA adalah virus karena
virus harus tumbuh dan berkembangbiak didalam sel hidup.
5.
Fragmentasi yaitu pemotongan hifa
atau filamen. Fragmentasi terjadi pada sel-sel yang disebut hormogonium.
Filamen yang terpotong menjadi beberapa bagian akan tumbuh dan berkembang pula
seperti induknya. Contoh mikroorganisme yang berkembangbiak dengan cara fragmentasi adalah microalgae dan
Neurospora.
6.
Pembentukan spora. Pada cara ini,
spora dapat kita umpamakan seperti biji pada tanaman tinggi kemudian dihasilkan
dalam berbagai bentuk. Untuk bakteria, spora terbentuk didalam sel sehingga
dinamakan endospore. Sedangkan pada jamur, spora terbentuk diluar tubuh jasadnya
sehingga dinamakan eksospora. Jika spora jatuh ketempat yang lembab atau
berair, maka spora akan berkecambah dan tumbuh membentuk individu baru. (Suria,
2005: 93-94)
|
Fragmentasi
pada Neurospora
|
|
Pembentukan
spora pada algae
|
Perkembangbiakan secara seksual atau dikenal dengan
perkembangbiakan secara generative umumnya terjadi pada jamur dan mikroalge
serta terbatas pada bakteria, yaitu:
1.
Oogami yaitu jika sel betina
berbentuk telur
2.
Anisogami yaitu jika sel betina
lebih besar dari sel jantan
3.
Isogami yaitu jika sel jantan dan
sel betina mempunyai bentuk sama.
Hasil perkawinan (fertilisasi) akan membentuk zigot (sel
betina/sel telur yang telah dibuahi oleh sel jantan/sel sperma), yang kemudian
zigot akan berkecambah membentuk individu baru setelah mengalami pembelahan.
Daur Hidup Mikroba
Rangkaian kehidupan mikroba yang dimulai dari spora kemudian spora
berkecambah membentuk massa sel ataupun tubuh buah dan menghasilkan alat
perkembangbiakan kembali disebut daur hidup. Pada bakteria, daur hidup kurang
jelas rangkaiannya berbeda pada jamur dan microalgae. Pada jamur Coprinus, daur
hidupnya sangat jelas mulai dari spora berkecambah, membentuk massa hifa atau
miselia, membentuk tubuh buah yang nyata terlihat. Juga pada jamur agaricus
atau ragi roti atau Neurospora.
Table waktu generasi Mikroba
|
Kelompok
|
Jenis mikroba
|
Waktu generasi (jam)
|
|
Bakteri heterotropik
|
Bacillus megaterium
Escherchia coli
Rhizobium meliloti
Treponema pallidum
|
0.58
0.28
1.80
34.0
|
|
Bakteri fotosintetik
|
Chloropseudomonas ethylicum
Rhodopseudomonas spheroids
Rhodosprillum ribrum
|
7.0
2.4
5.0
|
|
Ragi
|
Saccharomyces cerevisiae
|
2.0
|
|
Protozoa
|
Paramaecium caudatum
Stentor coureleus
Tetrahymena geleti
|
10.5
32.0
3.0
|
Dalam daur hidup, tanaman yang terjadi sejak
spora berkecambah sampai menghasilkan kembali alat perkembangbiakan, akan
melalui tingkat perkembangan secara seksual ataupun aseksual sesuai dengan
sifat mikroba tersebut. Tingkatan perkembangan tersebut akan nampak selama siklus
hidupnya, tergantung kepada banyak factor khususnya factor lingkungan abiotic
seperti:
1.
Kandungan unsur yang terdapat
dalam media
2.
Ph media
3.
Kadar air media
4.
Temperature
5.
Cahaya
6.
Sirkulasi oksigen
7.
Kelembapan
Berikut ini contoh daur hidup beberapa mikroba.
|
2.
Pembelahan sel pada
Saccharomyces cerevisiae melalui perkuncupan
|
|
4.
Daur hidup jamur Trypanosoma sp.
|
|
3.
Daur hidup alge Chlamydomonas
|
|
1.
Daur hidup jamur Neurospora
|
Jawablah pertanyaan dibawah ini.
1.
Apakah
waktu generasi bagi semua bakteri itu sama ?dapatkah suatu spesies tertentu
mempunyai waktu generasi yang berbeda-beda ? Jelaskan.
2.
Jelaskan
daur hidup pada:
a.
Saccharomyces cerevisiae
b.
Neurospora
3.
Jelaskan
daur hidup pada:
a.
Trypanososma sp
b.
Alge
Chlamydomonas
4.
Jelaskan
bagaimana factor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba!
5.
Berikan
contoh mikroorganisme yang berkembang biak dengan multiple fission! Jelaskan daur hidup dari mikroorganisme tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Pelczar, M.J. & E.C.S.
Chan. 1986.Dasar-Dasar Mikrobiologi 1.Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Purwoko
T. 2009. Fisiologi Mikroba. Jakarta : Bumi Aksara
Suriawiria
U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Papas Sinar Sinanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar